Minggu, 04 Januari 2015

Nikah Pilah Pilih

Nikah Pilah Pilih
Assalamualaikum teman teman,
            Sekarang, temanya tentang milih milih pasangan nih, kalo orang jawa bilangnya sisihan alias pacangan urip, hehehe. Nah, sekedar tips nih. Dawuhipun Rasulullah, ada 4 faktor dalam memilih pasangan hidup. Langsung aja kita bahas nih,
1.      Harta,
Nah bicara harta, wajar kalo orang pengen punya suami/istri orang kuaya, milih pasangan karena harta dan kekayaannya. Tapi jangan lupa, sekarang boleh kaya tetapi besok belum tentu dia masih kaya. Loh, banyak kan ceritanya orang kaya besoknya gak kaya lagi, dan banyak juga cerita orang miskin menjadi kaya. Untuk Allah, mudah untuk membuat seseorang kaya ataupun miskin. Jadi, itu hanya itung itungan manusia saja tentang harta.
2.      Fisik/Raga,
Siapa juga sih, yang ga pengen punya istri yang cantik, atau juga bagi para mbak bro masak gak mau punya suami ganteng sih. Jadi, wajar juga kalau seseorang menikah karena fisik. Tapi, jangan lupa juga bahwasannya fisik itu temporer loh. Paling Cuma sampai 40 tahunan lah lalu jadi TOP alias Tua Ompong Perot, hehehe... Istri yang cantik dan seksi ataupun suami yang ganteng dan gagah itu paling Cuma sementara kok, habis itu jelek karena udah gak cantik ataupun ganteng lagi, gak seksi ataupun gagah lagi karena udah tua. Tapi kalo mbak bro mas bro mau nih, pilih yang jelek biar awet sampe mati, hehehe....#intermezzo aja, guyon.. hehe
3.      Keturunan,
Ini nih, wajar juga dong kalau seseorang berharap punya istri atau suami keturunan ningrat, kiai, dan sebagainya. Jadi kalau bicara masalah keturunan, bicara juga masalah silsilah, bibit, bebet, bobot nih. Siapa bapaknya, siapa ibunya, siapa mbahnya, keturunan baik baik apa gak. Manusiawi deh, kita gak bisa menyalahkan.
Tapi, mbak bro mas bro jangan lupa nih, dawuhipun Rasulullah SAW, ketiga kategori itu tidak akan abadi. Kalau kau ingin pasangan yang abadi, maka ini yang keempat
4.      Agamanya,
“Pilihlah berdasarkan ketaatannya menjalankan agama maka kamu akan beruntung”, begitulah intinya. Alangkah indahnya cinta karena Allah. J
Ting Tong,
Nah, temen temen, bagi yang keempat ada catatan tersendiri nih ya. Kita kan sering denger nih tentang nikah sama agama atau kasus nikah beda agama. Nikah beda agama itu boleh gak sih? Ada beberapa pendapat nih,
Yang pertama, kalau muslimah itu memang WAJIB hukumnya menikah dengan muslim. Jadi bagi para cewek yang agamanya islam alias akhwat itu wajib untuk menikah dengan seorang laki laki muslim. Kalau menikah dengan laki laki non muslim itu gak sah nikahnya, haram hubungannya alias zina.
Kalau itu untuk perempuan, ini buat laki laki. Ada 2 pendapat, yang pertama untuk perempuan perempuan non muslim yang termasuk musyrik itu haram, dan sebagian besar ulama sepakat bahwa itu haram. Tapi, yang kedua nih, untuk menikahi perempuan ahlul kitab ada yang memperbolehkan, seperti Ibnu Umar. Ada juga yang tidak setuju seperti Ibnu Abbas dan lain sebagainya. Yang tidak setuju mengatakan bahwa ahlul kitab itu termasuk kedalam orang musyrik karena beda agamanya. Sementara yang setuju mengatakan bahwa boleh menikah dengan ahlul kitab atau ahli kitab, karena pada zaman nabi juga ada sahabat yang menikah dengan perempuan ahli kitab yang beragama nasara/nasrani atau yahudi, jadi ada yanglaki laki muslim yang menikah dengan perempuan ahli kitab.
            Demikian dulu nih, semoga bermanfaat dan kita senantiasa ingin menambah ilmu kita, aaaaamiin J

Wassalamualaikum ...

Selasa, 18 November 2014

Mengembalikan Arah di Negeri Linglung - Oleh : Aditya Bayu Anggara

Mengembalikan Arah di Negeri Linglung
Oleh : Aditya Bayu Anggara

            Bangsa Indonesia adalah keturunan bangsa yang besar berdasarkan sejarah yang ada, namun sekarang Bangsa Indonesia sudah termakan doktrin Bangsa Barat bahwa bangsa ini berada dibawah mereka. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk mengembalikan kejayaan bangsa ini, bukan hal yang mudah pula mengembalikan kemurnian pola pikir Bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Bangsa ini seakan sudah linglung dan kehilangan orientasi karena lebih bangga menggunakan sistem demokrasi modern gaya Amerika yang merupakan negara kontinental daripada menggunakan sistem kerajaan seperti yang dulu dipakai oleh para leluhur bangsa ini, yang tidak lain adalah bangsa melayu yang sebenarnya merupakan bangsa yang besar.
Ada tiga negara keturunan bangsa melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Masing-masing dari negara tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda. Indonesia mengusung sistem demokrasi modern gaya Amerika, Malaysia dengan sistem kerajaan komtemporer dan Brunei dengan sistem kerajaan tradisionalnya yang merupakan warisan dari bangsa melayu. Dari ketiga negara tersebut jika diututkan dari yang masyarakatnya paling adil dan sejahtera adalah Brunei Darussalam, Malaysia, baru kemudian Indonesia. Pertanyaanya, “kenapa negara Indonesia yang mengusung sistem demokrasi modern dari amerika malah berada dibawah Brunei dan Malaysia?”.
Dahulu Nusantara adalah negeri yang paling maju, bahkan saat Amerika, dan negara negara di Eropa masih jauh dari kata maju, negeri ini sudah menjadi negeri yang lebih lagu. Hal tersebut dikarenakan sistem yang dipakai oleh nenek moyang kita sangatlah cocok dan memang seharusnya dipakai di negeri surga dunia ini. Tapi kenyataannya, negeri ini lebih bangga mengadopsi sistem pemerintahan Demokrasi modern milik amerika yang merupakan negara kontinental padahal Indonesia adalah negara maritim.
Bangsa Indonesia layaknya tidak menyadari siapa dirinya dan dimana posisinya. Sekarang, bangsa ini layaknya sudah linglung karena tidak tahu arah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kebiasaan di Indonesia, dimana ganti pemerintahan berarti ganti sistem. Ini berarti juga hampir setiap lima tahun sekali kita melakukan pergantian sistem. Kalau kita terus berganti-ganti sistem seperti ini, kapan negeri ini akan menjadi negari yang maju. Bahkan sekarang negeri ini menjadi semakin kacau.
Lepas dari masalah sistem, sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa saat negeri ini berada dibawah tampuk kepemimpinan Presiden Soekarno, negeri ini mempunyai 12 kapal selam dan beberapa kapal perang salah satunya adalah kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Kapal yang sanggat canngih pada masanya itu diberi nama KRI Irian, kapal pemberian Sovyet ini ditaksir memiliki bobot ekstra besar yaitu 16.640 ton dengan kapasitas awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Perlu diketahui Sovyet tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. Selain angkatan laut yang kuat, Indonesia juga memiliki angkatan udara yang  menjadi salah satu armada udara paling mematikan di dunia.angkatan udara tersebut  terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Kekuatan utama angkatan udara Indonesia terletak diPesawat MiG-21 Fishbed. Pesawat jenis MiG-21 Fishbed ini merupakan  salah satu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda sendiri yang menguasai daerah irian jaya masih mengandalkan pesawat-pesawat kuno peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang yang kalah jauh dengan pesawat indonesia terjelek sekalipun.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 dapat dibuktikan di Perang Vietnam. Karena saking canggihnya sampai – sampai  Amerika harus mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, yang merupakan pusat latihan pilot-pilot terbaik di Amerika yang kini lebih  dikenal dengan nama TOP GUN. Selain kehebatan armada laut dan udara Indonesia juga ditunjang oleh 26 armada pembom jarak jauh strategis berjenis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Dengan adanya armada ini  Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Madiun. Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Selain itu semua Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari tanah irian jaya, dan memaksa untuk menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Irian jaya dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
 Hal tersebut menjadi tanda betapa besar dan hebatnya bangsa ini. Masa itu juga merupakan masa masa dimana bangsa ini benar benar ditakuti dan disegani oleh bangsa bangsa lain. Tetapi seiring setelah soekarno mengakhiri masa kepemimpinannya, berangsur angsur juga Indonesia mulai tidak lagi ditakuti. Hal ini sudah terdeteksi sejak ditangkapnya dua orang prajurit yang membom Mac Donal House di Singapura dan dihukum pancung setelah Ir. Soekarno melepaskan kepemimpinannya.
Sejak saat ditinggalkan Soekarno juga indonesia mulai kehilangan orientasinya. Dimana Indonesia yang identik dengan kemaritimannya ternyata lebih berorientasi pada kepulauannya. Lebih dari itu, bahkan sekarang Indonesia telah menjadi negara agraris yang bergantung pada daratannya. Pertanyaannya “Apakah Indonesia itu negara maritim atau negara kepulauan?”. Jikalau Indonesia adalah negara maritim seharusnya kita bergantung pada kelautan kita dan mengelola juga mengembangkan kelautan menjadi kekuatan utama.
Ketika Indonesia mulai kehilangan orientasinya pada kelautan, Gus Dur sebagai presiden keempat Indonesia mencoba mengembalikan orientasi Indonesia kepada kelautannya dengan membentuk Kementerian Kelautan. Tetapi setelah lengsernya Gus Dur, Indonesia kehilangan arah kembali. Bahkan arti kelautan dipahami secara dangkal ditandai dengan berubahnya Kementerian Kelautan menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dari perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelautan hanya dimaknai sebagai sumber pangan dan ekonomi. Padahal jika kita berorientasi pada kelautan, seharusnya kelautan menjadi penyokong utama, tidak hanya sebagai sumber ekonomi tapi juga sebagai kekuatan pertahanan dan lain sebagainya.
Lebih linglungnya lagi bangsa ini, sehingga bangsa ini mungkin tidak lagi mewarisi warisan dari para leluhurnya yang agung. Seharusnya kita sadar bahwa kita ini bangsa yang besar. Kalau kita sadar akan hal tersebut dan mau menggunakan pola pikir murni warisan dari leluhur bangsa kita bahwa kita ini bangsa yang besar maka kita akan benar benar menjadi bangsa yang besar dan disegani bahkan ditakuti oleh bangsa bangsa lain seperti dulu kala. Tapi kenyataannya saat ini kita telah didoktrin oleh barat, doktrin dimana kita ini berada dibawah kulit putih. Kita akan kalah kalau kita melawan kulit putih, kulit putih berada pada tingkatan pertama dan bangsa kita berada dibawahnya. Buruknya, kita percaya akan hal tersebut. Padahal, sebenarnya kita ini sejajar dan mereka akan takut kalau kita sadar dan menggunakan pola pikir bangsa Indonesia yang jelas. Oleh karena ketakutan merekalah, kemudian mereka mendoktrin kita agar mereka bisa menguasai kita. Tapi hal itu seakan tidak kita sadari, bahkan di negeri ini orang atau kelompok yang ingin menang harus bekerja sama dengan bangsa lain, tidak terkecuali bangsa kulit putih. Mereka membantu para penguasa yang ingin menang dengan perjanjian atau persetujuan untuk kepentingan mereka. Misalnya, kalau si penguasa itu menang maka tambang “X” akan dikelola oleh mereka, pulau “X” untuk mereka, dan lain sebagainya. Kalau hal semacam ini dibiarkan terus menerus maka kita akan benar benar dikuasai oleh mereka.

Menurut saya, sebaiknya sistem pemerintahan di Indonesia ini diubah sesuai dengan sistem yang benar-benar cocok dan konsisten seperti yang dulu diterapkan oleh nenek moyang kita yaitu sistem kerajaan tradisional. Kalaupun tidak merubah sistem, kita harus mengembalikan pola pikir bangsa kita sebagai bangsa yang besar serta menepis dan menolak doktrin-doktrin dari bangsa lain yang ingin memanfaatkan Bangsa Indonesia. Sebelum kita benar-benar dikuasai oleh mereka, marilah kita sadarkan diri siapa diri kita dan dimana posisi kita agar kita kembali menjadi bangsa yang besar dan Negara Indonesia menjadi negara yang maju.

Berkabung di Tanah Surga

Berkabung di Tanah Surga
karya : Aditya Bayu Anggara

Berkabung aku ditanah surga
Lari kemana negeri ini tak tahu arahnya
Entah sinonim entah antonim
Tak tahu pasti untuk berdiri

          Seakan negeri meratap diri
          Tapi diri tak mau menari
          Menari bersama negeri tercinta
          Bersama cinta kembalikan surga


Senin, 10 November 2014

Puisi dari Seekor Ulat Karya: Aditya Bayu Anggara

Puisi dari Seekor Ulat
Karya: Aditya Bayu Anggara

Kata orang, aku lahir dari kupu-kupu itu
Itu berarti aku, aku adalah seekor ulat sahaja
Kata orang, kupu-kupu itu tiada layak jadi ibuku
Karena ibu tiada harus terbang menelantarkanku dinaungi sepotong daun
Kataku, aku tak ada peduli dengan kata mereka
Layaknya mereka tak pernah peduli padaku, tidak juga pada ibuku
                   Ketika tertatih dalam hujan penuh perih dalam hati
                   Segerombol hidung bercoret arang menyeret ibuku pergi
                   Menikmati indahnya tubuh itu diatas tanah lapang yang dingin
                   Tidak satu, dua, tapi berjuta rasa sakit ibu rasakan dalam hati
                   Tak ada uluran tangan ketika semua derita itu terjadi
                   Bahkan Tuhan pun kehilangan kekuasaan-Nya sejauh ibu rasakan perih ini
Kata orang, Tuhan ada dimana-mana
Tidak! Tuhan itu kejam! Tuhan pilih kasih!
Tuhan hanya menolong orang kaya dan berduit saja
Yang semua kemewahannya didapat dari menjajah orang lain
Atau Tuhan lebih mencintai para koruptor?
Yang bebas melenggang keluar masuk penjara meski status mereka adalah tahanan
                   Disuatu malam yang dingin lagi sepi, di tanah lapang yang berbeda
                   Disanalah ibu melahirkan aku seorang diri
                   Dan aku lahir tanpa tangisan sebagaimana layaknya tangisan seorang bayi
                   Karena aku tahu, yang dibutuhkannya bukanlah tangisan
                   Melainkan seulas senyum dari bibir mungilku
Tibalah saatnya aku terkapar karena terserang panas tinggi karena lapar
Air susu pun tak pernah mengalir dari puting ibuku
Ibu bingung, ibu datangi rumah-rumah orang terhormat itu
Anakku butuh susu! Kumohon tolonglah! Satu kali ini saja
Namun tiada kata, semua pintu itu tetaplah terkunci
Hingga akhirnya ibu memberikan tubuh indahnya untuk ditukar dengan lembaran rupiah
Hanya untuk sekaleng susu
                   Seketika itu cap yang dulu hanya cibiran dari mulut-mulut berbisa
                   Kini terpaksa melekat erat dalam dirinya
                   Setiap kali aku bertanya tentang apa yang dikerjakannya
                   Ini jawabnya , “jasad ini hanyalah tempat singgah dari siapa diri Ibu yang sebenarnya, nak. Dunia ini fana, dunia ini palsu. Ibumu adalah apa yang ada didalam jasad yang akan membusuk nanti. Ibumu yang sebenarnya, yang meski jasad ini tekubur dalam tanah, akan selalu ada untukmu.”
Tak ada bingkisan kado yang mampu kuberikan untuknya
Tapi hanya sebuah senyuman dan tawa tanpa ada air mata
Itu yang selalu ingin aku persembahkan untuknya
Karena bukan tangis dan airmata yang Ibu butuhkan setiap saat
Tapi seulas senyum dan tawa lepas yang mampu meruntuhkan semua perih dari luka yang ada
Ibu, aku sayang Ibu...


#Puisi ini terinspirasi dari sebuah cerpen berjudul "Pelacur itu Ibuku.." di www.temukata.worpress.com

Selasa, 15 Juli 2014

Toleransi Antar Umat Beragama oleh Abay



Assalamualaikum wr. Wb.


Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alaamin wabihii nastainu ala umuriddunya wadin wassholatu wassalamu ala ashrofil anbiya i wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin wa alaa alihii wa shohbihi ajmaiina amma ba’du.


Yang saya terhormat bapak ibu dewan juri.


Yang saya hormati bapak ibu pendamping, serta teman-teman peserta pentas pendidikan agama islam yang saya sayangi.


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat wal afiyat. Tak lupa shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada nabi besar, baginda Rasulullah saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah. Aaaaamiin.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saya disini akan menyampaikan sedikit uraian mengenai toleransi antar ummat beragama.


Muslimin muslimah yang dirahmati Allah, ada istilah yang sering kita dengar yaitu toleransi, “tasamuh” dalam istilah agama. Toleransi adalah batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih dapat diterima. Toleransi adalah penyimpangan dari yang tadinya harus dilakukan, penyimpangan yang dapat dibenarkan.


Mengapa manusia harus bertoleransi? Agama menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, pasti berbeda-beda, itu bukan saja keniscayaan tetapi itu adalah kebutuhan. Namun dalam saat yang sama, Tuhan menghendaki juga agar kita bersama. Bersama dengan Tuhan, bersama dengan seluruh manusia. Karena kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama. Keniscayaan perbedaan dan keharusan persatuan itulah yang mengantar manusia harus bertoleransi.


Sekali lagi kita bertanya, mengapa kita bertoleransi? Karena semua manusia mendambakan kedamaian, tanpa toleransi tidak mungkin ada kedamaian. Semua kita mendambakan kemaslahatan, tanpa toleransi tidak akan ada kemaslahatan. Semua kita menginginkan kemajuan, tanpa toleransi kemajuan tidak akan tercapai.


Dari sini, agamapun memberikan toleransi, bukan saja dalam kehidupan kemasyarakatan tetapi juga dalam kehidupan beragama. Saya akan memberikan beberapa contoh dari ayat-ayat al-Quran, bahkan dari sejarah Nabi S.A.W. Bagaimana kita bisa melihat tingginya toleransi beliau, bagaimana tingginya toleransi yang diajarkan oleh al-Quran, guna menghadirkan kedamaian dan kesejahteraan. Bukan saja bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh rakyat, seluruh masyarakat, bahkan seluruh manusia.


Kita sama-sama tahu, Nabi menyatakan bahwa “aku diutus untuk membawa agama yang penuh dengan toleransi.” Ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah, saat itu, dalam konsepnya Nabi menuliskan kalimat Bismillahi ar-Rahmani ar-Rahim. Namun oleh kaum Musyrik tidak disetujui. Mereka meminta agar ditulis menjadi Bismikallahumma. Nabi berkata kepada Ali bin Abi Thalib “hapus basmalah dan tulisbismikallahumma sesuai usul mereka!” Nabi menyusun dan menyatakan: “inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah dan wakil dari kaum musyrik Mekkah.” Pemimpin delegasi kaum musyrik berkata “seandainya kami mengakui engkau sebagai rasul Allah, maka kami tidak akan memerangimu. Tulis “perjanjian ini antara Muhammmad putra Abdullah!” Rasul pun berkata “hapus kata Rasulullah dan ganti dengan Muhammad putra Abdillah!” Sayidina Ali dan sahabat-sahabatnya tidak ingin bertoleransi dalam hal ini, mereka enggan menghapusnya. Tetapi Nabi yang penuh dengan toleransi itu menghapus 7 kata demi kemaslahatan, demi perdamaian.


Kita memang tidak boleh mengorbankan aqidah demi toleransi, tetapi dalam saat yang sama kita tidak boleh mengorbankan toleransi atas nama aqidah.


Karena itu terdapat sekian banyak ayat al-Quran yang berbicara atau menganjurkan kita bertoleransi. Bacalah surat Saba’ (34) ayat 25 dan 26. Anda akan menemukan di situ Nabi diajarkan untuk menyampaikan kepada kaum musyrik, kepada non muslim, bahwa kami atau anda yang berada dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata. Yakni, mungkin kami yang benar, mungkin juga kami yang salah. Tetapi nanti Allah akan menghimpun kita, dan Dia-lah yang akan memberi putusan siapa yang benar, siapa yang salah. Ini bukan berarti mengorbankan aqidah dengan dengan berkata bahwa kita salah. Tetapi demi kehidupan bermasyarakat yang penuh kedamaian, jangan mempersalahkan siapapun. Katakanlah boleh jadi anda benar, boleh jadi anda salah.


Sebenarnya toleransi itu juga berlaku dalam berdakwah, diriwayatkan bahwa Rasulullah saja memberi toleransi dalam berdakwah.


Sedang Nabi Muhammad saw duduk bersama para sahabat, muncul seorang pemuda berjumpa Nabi lalu berkata "Izinkanlah saya untuk berzina." Mendengar perkataan yang biadab itu, sahabat-sahabat terpinga-pinga dan merasa marah.

Namun Nabi Muhammad bersikap tenang dan melayan dengan baik. Baginda menyuruh pemuda itu hampir kepadanya lalu bertanya "Mahukah engkau berzina dengan ibumu?" Pemuda itu menjawab "Tidak!". Lantas Nabi bersabda "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak suka berbuat jahat kepada ibu-ibu mereka." Nabi kemudian mengajukan soalan kedua "Sukakah kamu berbuat jahat dengan saudara perempuanmu sendiri? atau sukakah kamu sekiranya isteri kamu dinodai orang?" Kesemua soalan itu dijawab oleh pemuda itu dengan "Tidak!".

Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang mulia ke atas pemuda itu sambil berdoa "Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan peliharakanlah dia dari melakukan zina." Sejak peristiwa itu, tiadalah perkara yang paling dibenci oleh pemuda itu selain zina.


Toleransi dalam Islam adalah otentik. Artinya tidak asing lagi dan bahkan mengeksistensi sejak Islam itu ada. Karena sifatnya yang organik, maka toleransi di dalam Islam hanyalah persoalan implementasi dan komitmen untuk mempraktikkannya secara konsisten.

Namun, toleransi beragama menurut Islam bukanlah untuk saling melebur dalam keyakinan. Bukan pula untuk saling bertukar keyakinan di antara kelompok-kelompok agama yang berbeda itu. Toleransi di sini adalah dalam pengertian mu’amalah (interaksi sosial). Jadi, ada batas-batas bersama yang boleh dan tak boleh dilanggar. Inilah esensi toleransi di mana masing-masing pihak untuk mengendalikan diri dan menyediakan ruang untuk saling menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa terancam keyakinan maupun hak-haknya.

Syari’ah telah menjamin bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Karena pemaksaan kehendak kepada orang lain untuk mengikuti agama kita adalah sikap a historis, yang tidak ada dasar dan contohnya di dalam sejarah Islam awal. Justru dengan sikap toleran yang amat indah inilah, sejarah peradaban Islam telah menghasilkan kegemilangan sehingga dicatat dalam tinta emas oleh sejarah peradaban dunia hingga hari ini dan insyaallah di masa depan.


Demikian yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan dan kesalahan, maka itu datangnya dari diri saya sendiri, untuk itu saya mohon maaf. Dan apabila ada kebenarannya maka itu datangnya dari Alloh semata.


Akhirul kalam, wabillahitaufiq wal hidayat


Wassalamualaikum wr. Wb.




Shalat sebagai Tiang Agama oleh Abay



Assalamualaikum wr. Wb.


Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alaamin wabihii nastainu ala umuriddunya wadin wassholatu wassalamu ala ashrofil anbiya i wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin wa alaa alihii wa shohbihi ajmaiina amma ba’du.


Yang saya terhormat bapak ibu dewan juri.


Yang saya hormati bapak ibu pendamping, serta teman-teman peserta pentas pendidikan agama islam yang saya sayangi.


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat wal afiyat. Tak lupa shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada nabi besar, baginda Rasulullah saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah. Aaaaamiin.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saya disini akan menyampaikan sedikit uraian mengenai shalat sebagai tiang agama.


Mungkin teman-teman disini bertanya-tanya, kenapa sih? Kok bisa sih shalat itu sebagai tiang agama? 


Kalau kita mau berfikir, sebuah bangunan, setelah adanya pondasi yang merupakan komponen dasar bangunan berdiri, tentu kebutuhan pokok setelah pondasi adalah tiang penyangga, penyokong, soko guru, yang akan menguatkan bangunan tersebut dan barulah kemudian atap. Apabila sebuah bangunan memiliki 5 buah pilar penyangga, maka jika salah satu dari tiang tersebut roboh maka kekuatan atau kekokohan bangunan tersebut akan berkurang. Demikian seterusnya kekokohan suatu bangunan akan terus berkurang seiring dengan hilangnya pilar-pilar penyangganya satu persatu.


Demikian pula Islam, yang ibaratnya adalah sebuah bangunan dengan syahadat sebagai pondasinya, dakwah dan jihad sebagai atap pelindungnya, dan sholat yang merupakan cerminan syariat Islam sebagai pilar penyangganya. Bila kaum muslimin rajin mendirikan sholat yang 5 waktu secara berjamaah di masjid maka berarti mereka telah mengokohkan pilar-pilar Islam. Sebaliknya, apabila kaum muslimin malas, ogah-ogahan mendirikan sholat fardhu yang 5 waktu secara berjamaah di masjid, maka berarti mereka telah melemahkan Islam itu sendiri dengan ‘merobohkan’ pilar-pilarnya. Bahkan dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda:


اَلصَّلاَةُ عِمَادُالدِّيْنِ فَمَنْ أَقَامَهَافَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنِ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْهَدَمَ الدِّيْنِ . (رواه الدارقطني).


Artinya : Sholat itu adalah tiang agama. Barangsiapa menegakkan sholat, maka sesungguhnya dia telah menegakkan agama. Dan barangsiapa meninggalkan sholat, maka sesungguhnya dia telah merobohkan agama. (H.R. Ad Daruqutni).






Maksudnya bahwa sholat fardhu lima waktu itu adalah merupakan tiang agama islam, sehingga siapasaja orangnya yang sanggup menegakkan sholat, berarti dia menegakkan agama islam pada dirinya, atau dengan kata lain bahwa dia adalah orang islam. Akan tetapi siapapun orangnya yang tidak sanggup menegakkan sholat, berarti dia adalah orang yang merobohkan agama islam pada dirinya, atau dengan kata lain bahwa dia bukan orang islam.


Lebih jauh Rasululloh s.a.w. bersabda :


اَلْعَهْدُالَّذِيْ بَيْنَنَاوَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْكَفَرَ (أحمد : 5/346


بارس 25).


Artinya : Urusan yang membedakan antara kita (mukmin-muslim) dan mereka (orang-orang kafir) adalah sholat. Maka barangsiapa yang meninggalkan sholat, maka sesungguhnya dia telah kafir. (H.R. Ahmad : 5 / 346, pada baris 25 dari atas).






Maksudnya bahwa sholat lima waktu itu menjadi pembeda antara orang islam dengan orang kafir. Jika seseorang itu sholat maka dia orang islam, dan jika dia tidak sholat dengan sengaja tanpa uzur syar’ie, maka dia adalah orang kafir, yakni kafir terhadap Allah. Itulah maksud hadis tersebut ! 


Dalam suatu riwayat dikisahkan pula Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat.


Bagaimanakah pendapat anda kalau ada sebuah sungai di muka pintu rumah salah seorang dari anda dan ia mandi di sungai itu lima kali sehari, apakah masih ada tertinggal kotoran di badannya ?






Para sahabat menjawab : 


Tidak ! sedikitpun tidak akan tertinggal kotoran di badannya .






Maka sabda Rasululloh selanjutnya :


Maka demikianlah perumpamaan sholat lima waktu, Alloh menghapuskan dosa-dosa dengan sholat itu.






Selanjutnya marilah kita dengarkan petunjuk Alloh dengan Firman-Nya :


وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِيْ (طه : 14).


Artinya : Dan tegakkanlah olehmu sholat untuk mengingat Aku. (Q.S. 20 Thoha : 14)


Jadi kita tahu bahwa fungsi shalat salah satunya adalah untuk mengingat Allah. Jangan disalah fungsikan, shalat untuk cari gebetan, sholat biar dipuji ibuk kos. Kok tau bro, ya tau saya juga pernah. J


Ada sebuah kisah juga, dimana pernah ada 4 orang pemuda. Yang semuanya kurang mengerti akan ilmu agama bahkan tata cara shalat yang benar saja belum tau, tapi gengsi satu sama lain. Sehingga keempatnya ini shalat berjamaah di suatu mushola. Satu orang jadi imam, 3 lainnya jadi makmum. Orang yang jadi imam baru jalan kedepan saja sudah dibuat-buat. Jlep-jlep-jlep-jlep. Sampai takbirnya saja dibuat-buat, Allahu Akbar.


Habis itu, imam baca surat alfatihah nah selesai alfatihah dibacanya biar keliatan keren, dia baca ayat Al-Qur’an, bukan surat panjang lagi tapi langsung potongan ayat yang bahkan saya tidak tau ayat mana yang dimaksud.


Bismillahirrahmanirrahim.... wamaaa... wamaa.... wamaa...


Imam sedang bingung, bukannya disambung tapi makmumnya malah kentut tapi tetep, bahkan belaga tambah khusyu’ shalatnya. Nah, makmum yang disampingnya bilang. “ehm, siapa ini yang buang gas...”, nah udah batal 2 kan? Nggak berhenti disitu, makmum sampingnya juga” heh, shalat kok malah ngingetin temennya, nggak boleh itu. Batal kamu!” nah tambah lagi kan yang batal, makmum 3-3nya batal. Bahkab terakhir sampe imamnya juga ketularan. “heh... shalat jadi makmum kok rame sendiri. Kayak aku ini lho imam tenang, sholat kok rame sendiri nggak sah itu, nggak sah”. Nah, shalat kalau nggak dilandasi ilmu, niat yang bener ya kayak gitu.


Bahkan pada suatu riwayat juga, saat setan disuruh memilih menggoda orang sholat yang ndak berilmu, sama orang tidur yang berilmu, dalam hal ini ilmu agama. Setan itu lebih memilih menggoda orang yang sedang sholat yang nggak berilmu itu. Saat ditanya “kenapa?” alasannya adalah karena orang yang sedang sholat itu tidak khusyu’, tidak berilmu, asal-asalan. Sementara yang sedang tidur itu berilmu, sebelum tidur baca doa dulu, sehingga tidurnya itu diniatkan untuk ibadah.


Nah, sesudah kita tahu bahwa sholat itu ialah tiang agama marilah kita rajinkan mendirikan shalat, karena itu mendirikan agama. Selain itu kita juga tau bahwa amalan yang dihisab pertama kali di akhirat nanti dari seorang hamba adalah shalatnya.


Demikian yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan dan kesalahan, maka itu datangnya dari diri saya sendiri, untuk itu saya mohon maaf. Dan apabila ada kebenarannya maka itu datangnya dari Alloh semata.


Akhirul kalam, wabillahitaufiq wal hidayat


Wassalamualaikum wr. Wb.





Meningkatkan Ketakwaan oleh Abay



Assalamualaikum wr. Wb.


Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alaamin wabihii nastainu ala umuriddunya wadin wassholatu wassalamu ala ashrofil anbiya i wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin wa alaa alihii wa shohbihi ajmaiina amma ba’du.


Yang saya terhormat bapak ibu dewan juri.


Yang saya hormati bapak ibu pendamping, serta teman-teman peserta pentas pendidikan agama islam yang saya sayangi.


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat wal afiyat. Tak lupa shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada nabi besar, baginda Rasulullah saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah. Aaaaamiin.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saya disini akan menyampaikan sedikit uraian mengenai meningkatkan ketakwaan.


Saudara-saudaraku seiman setanah air. Pada kesempatan yang mulia sekarang ini, mari kita guyah hati untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dalam arti yang sebenar-benarnya, yaitu senantiasa berupaya untuk menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-larangan-Nya dalam kehidupan sehari-hari kita, dengan upaya ini, insya Allah, kita akan dapat hidup dengan baik, tentram dan damai di dunia sampai akhirat nanti.


ُاوْلَئِكَ عَلى هُدًى مِنْ رَبِهِمْ وَاُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ


“Orang-orang yang bertakwa itu mendapatkan petunjuk dari tuhan mereka dan mereka adalah orang-orang yang beruntung”.


Mengapa kita perlu bertaqwa, memperkokoh dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah; di antara alasannya ialah firman Allah dalam surat ali- Imran ayat 102:

Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar- benar takwa kepada-Nya dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan mu slim (berserah diri kepada Allah).
Kemudian terdapat dalam surat al- Hujurat ayat 13; Allah berfirman:

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Dari firman Allah tersebut, Allah menjelaskan perlunya bertaqwa itu yaitu dapat menjalani kehidupan dengan baik dan menjadi kunci utk mendapatkan keselamatan dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat; kemudian takwa menjadi ukuran kemuliaan seseoran di sisi Allah dan menurut pandangan manusia.


Dalam bertakwa kita harus sepenuhnya jangan setengah-setengah. Jangan kalau bulan ramadhan raja kita jadi orang yang takwa. Tapi dilanjutkan bahkan harus ditingkatkan seterusnya. Kita itu harus jadi muslim beneran, jangan muslim musiman. Kalau kalau pas musim saja, yaitu musim sandal. Setahun dua kali atau sekali kemesjid itu aja pas shalat ied, ya emang niatnya shalat ied, salah satunya. Habis itu pulang dia bawa-bawa hadist, bawa-bawa ayat. Yang salah satunya


“yang baik dibawa, yang jelek di tinggal”, hadist itu diterapkan ke sandal. Eh sandalnya jelek pergi kemasjid ditinggal, ambil sandal orang yang baik dibawa pulang. Yang seperti itu namanya muslim musiman. Satu lagi, kita sebagai ummat islam kan sudah dijelaskan dalam al-qur’an bahwasannya kita ini adalah kuntun khoiru ummatan , umat-umat terbaik. Tapi, kalau anda-anda yang hadir disini ini saya tanya, kita kemarin dateng disini naik apa? Nah kalo, honda itu buatan negara mana? Suzuki? Toyota? Avanza? Tapi kalo sate? Bakso? Cimol? Nah, mungkinkah kita bukan kuntum khoiru ummatan tapi kuntum ummatan badokan? J padahal di indonesia ini sebagian besar muslim, sebagian besar beragama islam tapi kenapa kok kalah dengan bangsa-bangsa lain yang minoritas muslim?


Bahkan untuk saat ini sementara negara-negara lain, misalnya Amerika disana makin banyak muallaf, muallaf semakin hari semakin bertambah. Sementara di negara kita malah makin banyak murtadzin, makin banyak yang murtad dengan alasan yang sepele, mudah dipancing, naudzubillahi min dzalik. Kalau orang Amerika ada pengeboman hotel jw mariot mereke mempelajari, oh kenapa kalo pengeboman itu dilakukan oleh orang muslim untuk orang yahudi, dll pada hari itu tidak ada sama sekali orang-orang yahudi di dalam sana? Mungkinkah itu rekayasa sayajuga kurang tau. Tapi setelah mereka mempelajari kasus itu, sekarang banyak diantara warga AS yang masuk Islam.


Bahkan sekarang di dalam gedung putih sudah ada masjid. Saya mau cerita pengalaman saya. Saya pernah mau masuk di masjid di gedung putih itu. Tinggal 5 langkah saja jaraknya dari saya. Begitu saya melangkah kedepan, eh mati lampu Tvnya mati. Yaudah pintunya hilang. Hehhe, apa yang dapat kita pelajari dari itu? Apakah kita kala? Saya tidak tau tapi yang pasti kita harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.


Bagaimana cara meningkatkan ketakwaan itu? Caranya adalah sebagai berikut.


Melakukan Muhasabah


Melakukan muhasabah (mengevaluasi diri) terkait dengan kondisi keimanan dan ketakwaan sangat penting dilakukan. Muhammad Nu’man Yasin dalam Al-Imanmenyatakan bahwa hal terpenting yang harus dilakukan setiap Muslim adalah memelihara dan menghisab dirinya: adakah imannya bertambah ataukah berkurang; dan hendaknya ia meneliti, jika imannya berkurang, apa yang harus dilakukan untuk menguatkannya.


Abu Darda mengatakan, “Di antara tanda kefaqihan (kepahaman tentang Islam) seseorang adalah apabila ia memelihara imannya dan menambalnya jika bekurang.” Maimun bin Mahran (Said Hawwa, 2004) menjelaskan, “Seorang hamba tidak termasuk golongan muttaqin sehingga dia menghisab dirinya lebih keras ketimbang muhasabahnya terhadap orang lain.” Evaluasi kondisi keimanan Anda. Jika saat ini merasa malas untuk ke masjid, lemah dalam tilawah, gampang marah, dan sebagainya, segeralah mengambil tindakan untuk memperbaiki diri.


Menambah Ilmu


Benarlah yang dikatakan Muhammad Nu’man Yasin bahwa ilmu merupakan jalan untuk meningkatkan iman dan ma’rifah. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita tidak memupus semangat kita dalam menambah ilmu. Mendatangi majelis-majelis ilmu, seperti majelis taklim, kajian rutin, kuliah subuh, kultum ba’da shalat maghrib tidak sekedar berpahala tetapi sekaligus mampu meningkatkan kualitas keimanan seseorang. Tentu termasuk di dalamnya membaca buku dan berdiskusi secara makruf.


Begitu banyak sarana menambah ilmu yang dapat diperoleh, hanya saja sayang – selama ini – kita lebih banyak dihinggapi rasa malas. Kajian-kajian di banyak masjid serta toko buku dan perpustakaan begitu dekat dengan tempat kita tinggal. Alangkah indahnya jika semua itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas iman kita. Hidupkanlah majelis-majelis ilmu di sekitar rumah Anda. Berduyun-duyunlah ke masjid bersama keluarga, sehingga lingkungan Anda menjadi semarak dan bergairah terhadap ilmu. Allah SWT menyatakan, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah, dari para hamba-Nya, adalah orang-orang yang berilmu.” (Qs. Faathir [35]:28).


Meningkatkan Amal Shalih dan Ketaatan


Memperbanyak amal shalih akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Sekali kita bermalas-malasan untuk shalat berjamaah di masjid, misalnya, maka lambat laun tindakan ini akan menggiring kita pada kemalasan-kemalasan yang lain. Sebaliknya, bersemangatlah untuk melakukan amal shalih, lalu perhatikan, dalam waktu yang tidak lama kita akan bersemangat pula untuk melakukan amal shalih lainnya.


Susunlah program rutin beserta target-targetnya. Misalnya, program rutin: tilawah Al-Quran ½ juz perhari dan shalat berjamaah di masjid. Program pekanan: tahajud 3x perpekan, mengikuti pembinaan keislaman (halaqoh/taklim), dan sebagainya. Langkah ini dilakukan untuk memperteguh semangat kita dalam beramal shalih dan meningkatkan ketaatan kepada Allahta’ala.


Menjauhkan Diri dari Hal-hal yang Subhat dan Berdosa


Seorang Muslim sangat menjaga hidupnya agar tidak melakukan kemaksiatan sekecil apapun. Mereka berusaha maksimal agar terjauh dari perkara-perkara subhat dan dosa. Dari Athiyah bin ‘Urwah As-Sa’dy ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang tidak bisa mencapai tingkatan muttaqin (orang-orang yang bertakwa), sebelum ia meninggalkan semua yang tidak berdosa karena khawatir terjerumus pada sesuatu yang berdosa.” (HR. Tirmidzi).


Begitulah tradisi yang dilakukan para sahabat Rasulullah. Jangankan yang sangat jelas dilarang, sesuatu yang tidak berdosa, tetapi dikhawatirkan dapat menjerumuskan ke dalam perbuatan dosa pun ditinggalkannya. Sikap yang dimiliki Muslim, ungkap Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam Halal wa Haram fil Islam adalah sikap wara’ (berhati-hati karena takut berbuat haram). Setiap Muslim diharuskan untuk menjauhkan diri dari masalah yang masih subhat. Cara semacam ini termasuk upaya menutup jalan berbuat maksiat (saddud dzara’i).


Mengingat Kematian


Mengingat kematian sebenarnya mampu meningkatkan ketakwaan kita. Kesadaran bahwa waktu yang kita miliki di dunia ini terbatas, bahkan tidak bisa ditentukan kapan habisnya, mendorong kita untuk bersiap-siap setiap saat dengan ibadah yang terbaik. Itulah sebabnya, Rasulullah SAW mengingatkan tentang perkara ini. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: Perbanyaklah kalian untuk mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut!” (HR. Tirmidzi).


Bencana demi bencana yang melanda negeri ini semestinya menjadikan kita semakin mendekat kepada Allah. Setiap saat ketentuan Allah dapat terjadi pada diri kita. Sebuah penyesalan yang sangat besar ketika kematian itu didekatkan, kita belum mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Marilah kita jadikan lingkungan kita sarat dengan ketaatan kepada Allah, agar bencana itu dijauhkan dari kita. Dan seandainya, bencana itu teramat dekat, kita telah bersiap diri secara maksimal dengan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah.


Bersahabat dengan Orang-orang Shalih


Selain langkah-langkah di atas, kita dapat melakukan langkah-langkah lain, antara lain berkumpul bersama orang-orang shalih. Teman memberikan pengaruh besar dalam diri seseorang. Oleh karena itu, bergaullah dengan orang-orang shalih, yang memiliki ketaatan kepada Allah luar biasa. Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang shalih dan berilmu akan memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Jika kita mencermati sejarah kenabian, kita akan menemukan bahwa kebiasaan berkumpul dengan orang-orang shalih dan berilmu merupakan kebiasaan para sahabat Rasulullah.


Imam An-Nawawi dalam kitab Riyadus-Shalihin memuat sebuah hadits yang menunjukkan kebiasaan ini. Dari Abu Wail Syaqiq bin Salamah, ia berkata: “Setiap hari Kamis, Ibnu Mas’ud ra. biasa memberi nasihat kepada kami. Waktu itu ada yang usul: ‘Wahai Abu Abdurrahman, saya lebih senang apabila kamu mau menasehati kami setiap hari.’ Ibnu Mas’ud menjawab, ‘Sebenarnya saya bisa memberi nasihat setiap hari. Hanya saja, saya khawatir kalau kalian menjadi bosan. Saya sengaja membatasinya sebagaimana Rasulullah SAW. melakukannya kepada kami. Beliau juga khawatir kalau kami merasa bosan.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Marilah kita simak penuturan Harm bin Hayyan, seorang ahli ibadah yang menjadi pegawai Umar bin Khathab, “Tiada seorang hamba yang mendekatkan hatinya kepada Allah, melainkan Allah akan mendekatkan hati orang-orang beriman kepadanya sampai ia mendapatkan kasih sayang mereka.” Berkumpullah dengan orang-orang shalih yang menghiasi setiap pertemuan mereka dengan kebaikan dan ilmu. Dengan cara demikian, insya Allah, kita akan terjaga dan terbina.Dari orang-orang seperti merekalah kita akan memperoleh banyak manfaat. Insya Allah.


Demikian yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan dan kesalahan, maka itu datangnya dari diri saya sendiri, untuk itu saya mohon maaf. Dan apabila ada kebenarannya maka itu datangnya dari Alloh semata.


Akhirul kalam, wabillahitaufiq wal hidayat


Wassalamualaikum wr. Wb.