Selasa, 18 November 2014

Mengembalikan Arah di Negeri Linglung - Oleh : Aditya Bayu Anggara

Mengembalikan Arah di Negeri Linglung
Oleh : Aditya Bayu Anggara

            Bangsa Indonesia adalah keturunan bangsa yang besar berdasarkan sejarah yang ada, namun sekarang Bangsa Indonesia sudah termakan doktrin Bangsa Barat bahwa bangsa ini berada dibawah mereka. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk mengembalikan kejayaan bangsa ini, bukan hal yang mudah pula mengembalikan kemurnian pola pikir Bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Bangsa ini seakan sudah linglung dan kehilangan orientasi karena lebih bangga menggunakan sistem demokrasi modern gaya Amerika yang merupakan negara kontinental daripada menggunakan sistem kerajaan seperti yang dulu dipakai oleh para leluhur bangsa ini, yang tidak lain adalah bangsa melayu yang sebenarnya merupakan bangsa yang besar.
Ada tiga negara keturunan bangsa melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Masing-masing dari negara tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda. Indonesia mengusung sistem demokrasi modern gaya Amerika, Malaysia dengan sistem kerajaan komtemporer dan Brunei dengan sistem kerajaan tradisionalnya yang merupakan warisan dari bangsa melayu. Dari ketiga negara tersebut jika diututkan dari yang masyarakatnya paling adil dan sejahtera adalah Brunei Darussalam, Malaysia, baru kemudian Indonesia. Pertanyaanya, “kenapa negara Indonesia yang mengusung sistem demokrasi modern dari amerika malah berada dibawah Brunei dan Malaysia?”.
Dahulu Nusantara adalah negeri yang paling maju, bahkan saat Amerika, dan negara negara di Eropa masih jauh dari kata maju, negeri ini sudah menjadi negeri yang lebih lagu. Hal tersebut dikarenakan sistem yang dipakai oleh nenek moyang kita sangatlah cocok dan memang seharusnya dipakai di negeri surga dunia ini. Tapi kenyataannya, negeri ini lebih bangga mengadopsi sistem pemerintahan Demokrasi modern milik amerika yang merupakan negara kontinental padahal Indonesia adalah negara maritim.
Bangsa Indonesia layaknya tidak menyadari siapa dirinya dan dimana posisinya. Sekarang, bangsa ini layaknya sudah linglung karena tidak tahu arah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kebiasaan di Indonesia, dimana ganti pemerintahan berarti ganti sistem. Ini berarti juga hampir setiap lima tahun sekali kita melakukan pergantian sistem. Kalau kita terus berganti-ganti sistem seperti ini, kapan negeri ini akan menjadi negari yang maju. Bahkan sekarang negeri ini menjadi semakin kacau.
Lepas dari masalah sistem, sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa saat negeri ini berada dibawah tampuk kepemimpinan Presiden Soekarno, negeri ini mempunyai 12 kapal selam dan beberapa kapal perang salah satunya adalah kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Kapal yang sanggat canngih pada masanya itu diberi nama KRI Irian, kapal pemberian Sovyet ini ditaksir memiliki bobot ekstra besar yaitu 16.640 ton dengan kapasitas awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Perlu diketahui Sovyet tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. Selain angkatan laut yang kuat, Indonesia juga memiliki angkatan udara yang  menjadi salah satu armada udara paling mematikan di dunia.angkatan udara tersebut  terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Kekuatan utama angkatan udara Indonesia terletak diPesawat MiG-21 Fishbed. Pesawat jenis MiG-21 Fishbed ini merupakan  salah satu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda sendiri yang menguasai daerah irian jaya masih mengandalkan pesawat-pesawat kuno peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang yang kalah jauh dengan pesawat indonesia terjelek sekalipun.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 dapat dibuktikan di Perang Vietnam. Karena saking canggihnya sampai – sampai  Amerika harus mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, yang merupakan pusat latihan pilot-pilot terbaik di Amerika yang kini lebih  dikenal dengan nama TOP GUN. Selain kehebatan armada laut dan udara Indonesia juga ditunjang oleh 26 armada pembom jarak jauh strategis berjenis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Dengan adanya armada ini  Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Madiun. Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Selain itu semua Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari tanah irian jaya, dan memaksa untuk menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Irian jaya dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
 Hal tersebut menjadi tanda betapa besar dan hebatnya bangsa ini. Masa itu juga merupakan masa masa dimana bangsa ini benar benar ditakuti dan disegani oleh bangsa bangsa lain. Tetapi seiring setelah soekarno mengakhiri masa kepemimpinannya, berangsur angsur juga Indonesia mulai tidak lagi ditakuti. Hal ini sudah terdeteksi sejak ditangkapnya dua orang prajurit yang membom Mac Donal House di Singapura dan dihukum pancung setelah Ir. Soekarno melepaskan kepemimpinannya.
Sejak saat ditinggalkan Soekarno juga indonesia mulai kehilangan orientasinya. Dimana Indonesia yang identik dengan kemaritimannya ternyata lebih berorientasi pada kepulauannya. Lebih dari itu, bahkan sekarang Indonesia telah menjadi negara agraris yang bergantung pada daratannya. Pertanyaannya “Apakah Indonesia itu negara maritim atau negara kepulauan?”. Jikalau Indonesia adalah negara maritim seharusnya kita bergantung pada kelautan kita dan mengelola juga mengembangkan kelautan menjadi kekuatan utama.
Ketika Indonesia mulai kehilangan orientasinya pada kelautan, Gus Dur sebagai presiden keempat Indonesia mencoba mengembalikan orientasi Indonesia kepada kelautannya dengan membentuk Kementerian Kelautan. Tetapi setelah lengsernya Gus Dur, Indonesia kehilangan arah kembali. Bahkan arti kelautan dipahami secara dangkal ditandai dengan berubahnya Kementerian Kelautan menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dari perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelautan hanya dimaknai sebagai sumber pangan dan ekonomi. Padahal jika kita berorientasi pada kelautan, seharusnya kelautan menjadi penyokong utama, tidak hanya sebagai sumber ekonomi tapi juga sebagai kekuatan pertahanan dan lain sebagainya.
Lebih linglungnya lagi bangsa ini, sehingga bangsa ini mungkin tidak lagi mewarisi warisan dari para leluhurnya yang agung. Seharusnya kita sadar bahwa kita ini bangsa yang besar. Kalau kita sadar akan hal tersebut dan mau menggunakan pola pikir murni warisan dari leluhur bangsa kita bahwa kita ini bangsa yang besar maka kita akan benar benar menjadi bangsa yang besar dan disegani bahkan ditakuti oleh bangsa bangsa lain seperti dulu kala. Tapi kenyataannya saat ini kita telah didoktrin oleh barat, doktrin dimana kita ini berada dibawah kulit putih. Kita akan kalah kalau kita melawan kulit putih, kulit putih berada pada tingkatan pertama dan bangsa kita berada dibawahnya. Buruknya, kita percaya akan hal tersebut. Padahal, sebenarnya kita ini sejajar dan mereka akan takut kalau kita sadar dan menggunakan pola pikir bangsa Indonesia yang jelas. Oleh karena ketakutan merekalah, kemudian mereka mendoktrin kita agar mereka bisa menguasai kita. Tapi hal itu seakan tidak kita sadari, bahkan di negeri ini orang atau kelompok yang ingin menang harus bekerja sama dengan bangsa lain, tidak terkecuali bangsa kulit putih. Mereka membantu para penguasa yang ingin menang dengan perjanjian atau persetujuan untuk kepentingan mereka. Misalnya, kalau si penguasa itu menang maka tambang “X” akan dikelola oleh mereka, pulau “X” untuk mereka, dan lain sebagainya. Kalau hal semacam ini dibiarkan terus menerus maka kita akan benar benar dikuasai oleh mereka.

Menurut saya, sebaiknya sistem pemerintahan di Indonesia ini diubah sesuai dengan sistem yang benar-benar cocok dan konsisten seperti yang dulu diterapkan oleh nenek moyang kita yaitu sistem kerajaan tradisional. Kalaupun tidak merubah sistem, kita harus mengembalikan pola pikir bangsa kita sebagai bangsa yang besar serta menepis dan menolak doktrin-doktrin dari bangsa lain yang ingin memanfaatkan Bangsa Indonesia. Sebelum kita benar-benar dikuasai oleh mereka, marilah kita sadarkan diri siapa diri kita dan dimana posisi kita agar kita kembali menjadi bangsa yang besar dan Negara Indonesia menjadi negara yang maju.

Berkabung di Tanah Surga

Berkabung di Tanah Surga
karya : Aditya Bayu Anggara

Berkabung aku ditanah surga
Lari kemana negeri ini tak tahu arahnya
Entah sinonim entah antonim
Tak tahu pasti untuk berdiri

          Seakan negeri meratap diri
          Tapi diri tak mau menari
          Menari bersama negeri tercinta
          Bersama cinta kembalikan surga


Senin, 10 November 2014

Puisi dari Seekor Ulat Karya: Aditya Bayu Anggara

Puisi dari Seekor Ulat
Karya: Aditya Bayu Anggara

Kata orang, aku lahir dari kupu-kupu itu
Itu berarti aku, aku adalah seekor ulat sahaja
Kata orang, kupu-kupu itu tiada layak jadi ibuku
Karena ibu tiada harus terbang menelantarkanku dinaungi sepotong daun
Kataku, aku tak ada peduli dengan kata mereka
Layaknya mereka tak pernah peduli padaku, tidak juga pada ibuku
                   Ketika tertatih dalam hujan penuh perih dalam hati
                   Segerombol hidung bercoret arang menyeret ibuku pergi
                   Menikmati indahnya tubuh itu diatas tanah lapang yang dingin
                   Tidak satu, dua, tapi berjuta rasa sakit ibu rasakan dalam hati
                   Tak ada uluran tangan ketika semua derita itu terjadi
                   Bahkan Tuhan pun kehilangan kekuasaan-Nya sejauh ibu rasakan perih ini
Kata orang, Tuhan ada dimana-mana
Tidak! Tuhan itu kejam! Tuhan pilih kasih!
Tuhan hanya menolong orang kaya dan berduit saja
Yang semua kemewahannya didapat dari menjajah orang lain
Atau Tuhan lebih mencintai para koruptor?
Yang bebas melenggang keluar masuk penjara meski status mereka adalah tahanan
                   Disuatu malam yang dingin lagi sepi, di tanah lapang yang berbeda
                   Disanalah ibu melahirkan aku seorang diri
                   Dan aku lahir tanpa tangisan sebagaimana layaknya tangisan seorang bayi
                   Karena aku tahu, yang dibutuhkannya bukanlah tangisan
                   Melainkan seulas senyum dari bibir mungilku
Tibalah saatnya aku terkapar karena terserang panas tinggi karena lapar
Air susu pun tak pernah mengalir dari puting ibuku
Ibu bingung, ibu datangi rumah-rumah orang terhormat itu
Anakku butuh susu! Kumohon tolonglah! Satu kali ini saja
Namun tiada kata, semua pintu itu tetaplah terkunci
Hingga akhirnya ibu memberikan tubuh indahnya untuk ditukar dengan lembaran rupiah
Hanya untuk sekaleng susu
                   Seketika itu cap yang dulu hanya cibiran dari mulut-mulut berbisa
                   Kini terpaksa melekat erat dalam dirinya
                   Setiap kali aku bertanya tentang apa yang dikerjakannya
                   Ini jawabnya , “jasad ini hanyalah tempat singgah dari siapa diri Ibu yang sebenarnya, nak. Dunia ini fana, dunia ini palsu. Ibumu adalah apa yang ada didalam jasad yang akan membusuk nanti. Ibumu yang sebenarnya, yang meski jasad ini tekubur dalam tanah, akan selalu ada untukmu.”
Tak ada bingkisan kado yang mampu kuberikan untuknya
Tapi hanya sebuah senyuman dan tawa tanpa ada air mata
Itu yang selalu ingin aku persembahkan untuknya
Karena bukan tangis dan airmata yang Ibu butuhkan setiap saat
Tapi seulas senyum dan tawa lepas yang mampu meruntuhkan semua perih dari luka yang ada
Ibu, aku sayang Ibu...


#Puisi ini terinspirasi dari sebuah cerpen berjudul "Pelacur itu Ibuku.." di www.temukata.worpress.com