Sweet Angel Memory
Karya
: Aditya Bayu Anggara
Masih teringat jelas dibenakku, masa-masa
mulai mengenalmu kala putih biru. Pada awal MOPDB, tepatnya persiapan untuk
upacara pembukaan MOPDB diawal aku masuk SMP. Kala itu ibu guru sedang memilih
dua anak perwakilan sebagai simbolis di upacara itu. Telah dipilih dua siswa
laki-laki dan perempuan, yang keduanya... ya, sama-sama tak kukenal. Saat
latihan upacara berlangsung, anak laki-laki itu ternyata tak bisa PBB, tentu
terpaksa harus diganti. Dipilih seorang siswa lagi, tapiiii, ternyata sama saja.
Setelah gonta-ganti siswa, kurang lebih tiga kali ibu guru terlihat bingung
seraya berkata “Siapa yang bisa dan berani menjadi perwkakilan simbolis
acungkan jari...!!!”
Tak tau apa maksud teman-temanku, mereka
menunjukku dan mengatakan “ Bayu bu, Bayu, Bayu....”. eh, bu guru malah beneran
menghampiri kearahku dan menyuruhku maju kedepan. Penuh gugup aku berkata “
tid... ti.. tidak bu, tidak.. saya tidak bisa, bukan saya bu”. “Ah ayo dicoba
dulu”, katanya. Sampai akhirnya akulah yang terpilih untuk menjaadi perwakilan
simbolis pada MOPDB itu, bersama siswi cantik yang tak kukenal itu tentunya.
Setelah itu, hari-hariku berjalan seperti
biasa, jadi anak pendiam tapi suka bercanda. Aku sering berpapasan dengan cewek
itu, tapi aku hanya diam saja, wajarnya memang belum saling kenal bahkan nama
saja aku tak tau. Aku dikenal oleh teman-temanku sebagai anak yang pandai,
yah... jadi anak pinter itu sebenernya ada enak gak enaknya juga sich, karena
kadang-kadang ada orang yang salah menafsirkan tindakanku yang cenderung
pendiem dan dingin sampai mengira aku sombong dan menantangku berkelahi. Baru
awal masuk saja udah pukul-pukulan.
Tak terasa setahun berlalu, aku dipaksa
teman, kakak-kakak OSIS, dan guruku untuk mengikuti filtrasi OSIS, berat hati..
akhirnya kuikuti juga filtrasi itu, yah, walaupun tanpa niat yang jelas atau
bahkan bisa dikatakan gak punya niat. Ups, ternyata disana ada cewek yang dulu
lagi. “Para peserta silakan memperkenalkan diri!” kata pak guru pembina OSIS.
Dimulai dari aku “nama saya Bayu, dan bla bla blaa....”. sampai pada gilirannya
dan aku baru rau kalau namanya adalah Angel.
Pada filtrasi itu akhirnya dimenangkan
oleh si Angel, seperti peraturan ia boleh pilih siapa saja untuk menjadi
wakilnya, dan rekan-rekan kerjanya. Hal yang tak kusangka, ternyata ia akan
memilihku menjadi wakilnya. Aku sich mau-mau aja, dan teteep.. dengan sikap
yang masih cuek.
Lama-kelamaan karena sering bekerjasama
dengannya aku mulai tertarik dan ada sedikit rasa padanya.ia terlihat semakin cantik
saja. Ternyata ia penyuka musik, sama sepertiku dan sikap percaya dirinya yang
tinggi itu membuatku terpesona, ditambah, teman-temanku yang sering mengompori
kami saat kami sedang bekerja bersama dengan menjodoh-jodohkanku dengannya,
membuatku salah tingkah saja.
Menjelang semester dua di kelas VIII
berakhir, dia memberitahuku bahwa sabtu minggu ini juga ia akan pindah ke
Jakarta ikut kedua orang tuanya dan bersekolah disana. Saat Angel bilang itu
seperti ada bagian yang tiba-tiba berkurang dalam hidupku. Padahal aku mulai
suka padanya tapi kenapa ia harus pindah, kenapa harus Jakarta..
kenapa......... kata-kata itu begitu
saja terlintas dibenakku.
Esok harinya, Angel berangkat ke Jakarta
bersama orang tuanya. Aku dan sahabatku, Ferdi mengantarnya sampai ke Bandara
di Semarang tentu saja nebeng dengan Om Jordy omnya Angel sampai ke Pati, lalu
kami pulang kerumah mengayuh sepeda kami. Aku pulang dengan perasaan tak
karuan, sampai dikamar kunyalakan musik dengan keras, sampai ibu masuk kekamarku
dan memarahiku karena aku masih memakai sepatu yang kotor, belum ganti baju
lagi, dan disuruhnya untuk segera mengerjakan PRku.
3,5 tahun usai berlalu. Sekarang aku
sudah kelas XII di SMA N 1 Pati. Malam ini sedang ada pentas seni kakak alumni
di lapangan sekolah, aku menontonnya bersama sahabatku Ferdi. Tapi karena ia
kurang tertarik ia mengajakkku pulang. Saat pulang itulah kami melihat gadis
yang cantik dan manis sekali yang sekilas membuat kami terpesona, walaupun
tampak kurang jelas dari kejauhan.
Keesokan harinya, seperti biasa walau aku
terkenal pandai tapi aku masih kekanak-kanakan. Saat itu aku sedang bermain
kartu Yu-Gi-Oh bersama sahabatku Ferdi dan Huda, permainan yang seharusnya
dimainkan oleh anak kecil. Tiba-tiba Refa masuk dan menghampiri kami, cowok
yang satu ini selalu sekelas denganku sejak SMP dan aku tak mengerti karena dia
selalu tau apa saja. Dia berkata padaku “Hai kawan, ada murid pindahan yang
sangat cantik”. “Kau tak lihat aku sedang sibuk, lagi pula mana ada murid pindahan
di semester akhir seperti ini”, kata Ferdi.”Ayolah, kalian sudah dewasa, tak
pantas bermain kartu lagi. Aku yakin kalau kalian melihat dia kalian pasti akan
terpesona” sahut Refa. “Baiklah, tapi kalau tidak akan kupukul kepalamu”.
Kami pergi kelapangan basket untuk
berkenalan dengan gadis itu. Refa memanggilnya dan saat ia memalingkan badan
kearah kami, aku merasa seperti aku mengenalnya, “Angel” tiba-tiba keluar dari
mulutku. Dan ternyata itu benar Angel, dan ia masih mengenali ku. Itu membuatku
salah tingkah ditambah lagi Refa yang bilang “Ya, betul sekali. Ternyata kau
masih mengenalinya, dia yang dulu suka padamu kan?”. “Apa-apaan sih”, kataku
sambil tersipu malu dan salah tingkah.
Semenjak ia pindah kesini kami sering
bertemu dan bermain bersama. Dan aku tak tau, perasaan ini masih sama seperti
dulu. Ternyata aku suka padanya. Sempat aku ingin mengungkapkan perasaan ini,
tapi aku takut kalau ia akan menolakku dan aku tak bisa mengejarnya lagi. Jadi,
aku lebih memilih tak mengungkapkannya dan tetap untuk mengejarnya.
Sampai pada suatu hari setelah pengumuman
ujian nasional usai dan kami semua lulus bersama. Sebenarnya ada suatu hal,
kalau aku, Ferdi dan juga Refa sama-sama menyukai Angel. Aku tak terlalu kaget
mendengar itu, karena mereka memang sering mencoba mendekati dan menggoda
Angel, dan kami saling tahu kalau kami sama-sama menyukai Angel tapi Angel
tidak terlau merespon mereka berdua.
Hari itu hari yang dingin, disiang hari
itu kami jalan berdua. Kami membuat balon terbang kecil yang berisi tulisan
tentang perasaan kami. Aku menulis “ Tuhan, aku suka kepada Angel, akankah
Angel menerima cintaku, dan berpacaran denganku dan kelak kami akan bersama
selamanya?” sambil membacanya dengan sengaja agar Angel tahu dan mendengarnya.
Angel pun menuliskan perasaan tentang jawabannya, tapi saat Angel akan
membacanya aku mengatakan suatu hal padanya “Tidak perlu dijawab sekarang,
lagipula aku belum ingin tahu jawabannya sekarang.”. Ia berkata “Apa kamu yakin
tidak ingin tahu jawabannya sekarang?”. “Ya, aku takut kamu menolakku dan aku
tidak bisa mengejarmu lagi, padahal aku mencintaimu dan akan selalu megejarmu
sampai suatu hari kita berdua akan benar-benar bersama.”. Angel hanya tersenyum
dan setelah itu kami berdua pulang kerumah masing-masing dan aku memang tidak
tau tentang apa jawabannya pada perasaanku.
Usai saat itu, kami sering jalan berdua,
bersama, bahagia dan senang layaknya dua orang yang berpacaran walaupun kami
belum pacaran. Sampai akhirnya kami kuliah di kampus yang berbeda dan jauh.
Tapi tiap malam aku selalu menelponnya, kadang hingga larut malam dan aku
sering mengatakan kalau aku mencintainya.
Hingga kekanak-kanakkanku muncul kembali.
Malam itu aku sengaja membuat turnamen bela diri di asramaku. Aku mengundang
semua penghuni asrama untuk mengikuti pertandinganku. Setelah itu aku telpon
Angel untuk datang melihatku mengalahkan mereka semua, tapi Angel melarangku
untuk melakukan pertandingan dan membatalkan turnamen yang aku buat. Ia
melarangku karena ia khawatir akan terjadi apa-apa kepadaku. Dengan sifat
kekanak-kanakanku, aku memaksanya untuk menyaksikan pertandinganku dan kuakhiri
telponku begitu saja lalu aku mulai pergi ke tempat turnamen itu kuadakan.
Aku mengira semua penghuni asrama adalah
anak rumahan yang lemah, tapi anggapanku salah. Disana ada atlit pencak silat
sabuk kuning, sementara aku masih sabuk putih. Pertama-tama ia tampak tak
sungguh-sungguh, tapi aku membuat ia marah dan bersungguh-sungguh karena
memukulnya sampai berdarah. Hingga
akhirnya aku dihajarnya habis-habisan, dan saat aku hampir kalah dan tergeletak
datanglah Angel, aku mengira ia datang untuk mendukungku hingga aku bangkit dan
melanjutkan pertandingan, tapi ia malah pergi lagi. Akhirnya aku kalah dalam
pertandingan itu.
Aku mengejar Angel yang meninggalkanku
begitu saja. Ternyata ia tidak suka aku bertanding dan ia memarahiku. Sementara
aku selalu menegaskan kalau aku menyukai pertandingan itu sampai-sampai dia
mengatakan kalau aku kekanak-kanakkan dan egois. Hingga akhirnya aku pergi
meninggalkannya sambil berkata “Ya, kau benar aku memang kekanak-kanakan”. “Kau
bodoh!” katanya. “Ya, aku memang bodoh, sangat bodoh hingga bisa mengejarmu
selama ini!”. Semenjak saat itu tak ada komunikasi lagi antara kami. 2,5 tahun
berlalu sudah, ketika itu terjadi gempa yang besar terasa sampai tempat asramaku
yang bersumber pada kota tempat Angel tinggal, hingga semua sinyal komunikasi
hilang. Aku berlari mencari sinyal dan menelfonnya, karena aku takut terjadi
apa-apa padanya. Sejak itulah kami mulai berdua saling berkomunikasi lagi.
Kami berdua berhubungan baik seperti dulu
lagi. Hingga suatu saat ia menelponku dan mengatakan ia sangat bahagia dan
akulah orang yang pertama diberitahunya. Tak kusangka ia mengatakan ia akan
menikah satu minggu lagi dan aku diundangnya. Aku datang ke pestanya bersama Ferdy
dan Refa.
Saat pengantin wanita keluar, kami
menyapanya dan dia terlihat sangat cantik sekali. Aku hanya bisa menyesal dan
aku baru tahu bahwa jawaban saat aku mengajaknya pacaran saat menulisnya di
balon udara adalah “Aku juga mencintaimu, dan aku mau menjadi pacarmu. Mari
berpacaran.”.
Hal yang unik saat itu, kami minta izin
kepada pengantin laki-laki untuk mencium pengantin wanita untuk yang terakhir
kalinya. Yah, itulah candaan kami, kami bercanda seperti dulu lagi. Dan aku
tidak tahu tentang perasaan ini, seharusnya aku kecewa, marah dan menyesal
melihat mereka menikah. Aku senang anggapanku salah. Dan aku mulai mengerti
pada saat itu bahwa seseorang yang benar-benar mencintai orang yang dicintainya
akan rela melakukan apa saja untuk orang itu dan ia akan bahagia melihat orang
yang dicintainya bahagia walau tak bersamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar