Jumat, 12 Juli 2013

Ibadah Yang Diterima Oleh Allah Oleh : Aditya Bayu Anggara



Ibadah Yang Diterima Oleh Allah


Oleh : Aditya Bayu Anggara






Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil aalamina wassholatu wassalamu alaa ashrofil ambiya i wal mursalina wa alaa alihi washohbihii ajma’ina amma ba’du


Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiyat.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat berdiri disini untuk menyampaikan sedikit tausiah mengenai ibadah yang diterima oleh Allah SWT.


Kawan-kawan muslimin muslimah yang berbahagia, seperti apakah kiranya ibadah yang diterima oleh Allah SWT?. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa ada seseorang yang datang kepada Sayyidina Ali, bertanya.


“Wahai Ali ibadah seperti apakah yang baik itu?”


“Ibadah yang di terima oleh Allah.”


Wahai saudaraku, dai sekelumit wasiat diatas, tahukah engkau ibadah seperti apa yang diterima oleh Allah?


Sesungguhnya ibadah yang diterima oleh Allah ialah ibadahnya orang berilmu. Subhanallah, bayangkan saja pada suatu riwayat dijelaskan bahwa tidurnya orang berilmu itu lebih baik daripada ibadahnya orang bodoh. Kisahnya seperti ini:


Suatu ketika ada seperanak setan, orang yang sedang tidur dan orang yang sedang shalat. Setan itu disuruh menggoda orang tersebut, namun siapakah yang digoda? Ternyata ia lebih memilih untuk menggoda orang yang sedang shalat. Ketika ditanya :


“Wahai setan kenapa engkau menggoda orang yang sedang shalat itu, bukankah lebih mudah menggoda orang yang sedang tidur itu?”


“Orang yang sedang tidur itu adalah orang alim yang berilmu aku tidak berani menggodanya sedangkan orang yang sedang shalat ini adalah orang yang bodoh.”


Itulah pentingnya berilmu, bahkan tidurnya seorang muslim yang mengerti tentang ilmu agamanya itu lebih baik daripada orang bodoh yang beribadah.


Kawan-kawanku itulah pentingnya menjadi orang berilmu. Bahkan ada kisah lagi seperti ini : 


Pada suatu ketika ada lima orang muslim yang sedang shalat. Satu menjadi imam dan empat lainnya menjadi makmum. Imam itu sudah takbir, begitu juga makmum-makmumnya. Iman ingi bergaya dengan membaca surat yang panjang bahkan bukan panjang tapi langsung ayat ditengah-tengah Al-Qur’an. Dan ternyata berhenti ditengah karena imam tersebut tidak hafal ayatnya. Dan akhirnya setelah diulang sampai tiga kali tidak nyambung-nyambung juga. Akhirnya berhentilah sebentar karena imam itu tidak tahu kalau ada yang seperti itu bisa diganti dengan surat yang lebih hafal. Kemudian makmum dibelakangnya ingin buang angin, dengan sadarnya ia kentut tapi ditahan sehingga keluarlah tanpa bunyi “cesss” lalu ia berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Kemudian makmum disampingnya sok tahu dan berkata dengan lirih :


“Wah siapa yang ngobos ini, baunya kok kuat banget.”


“Udahlah, lagian juga Cuma sedikit dan gak bunyi kan?”


“Itu namanya batal itu. Itu sudah batal, yang namanya kentut ngecess maupun mbobrot itu sama saja berarti kamu sudah batal!”


(Perlu diketahui semua pembicaraan ini terjadi saat masih shalat berjamaah jadi sudah ada dua orang yang batal, si kentut dan si komen).


“Heh, kalian berdua itu sama aja batal. Shalat kok ngomong terus.”, tambah lagi satu orang makmum yang batal.


“Eh, udah-udah. Nanti aja kalau mau ngasih tau, sekarang waktunya shalat gak boleh ngomong. Nanti aja habis shalat, ditahan dulu.”, tambah makmum terakhir. Dengan begini semua makmum dalam shalat berjamaah itu sudah batal. Tapi ternyata sang imam pun tertular:


“Heh.. heh.. heh.. kalian ini geger aja, shalat kok ngomong terus. Kayak aku gini lo diem dan khusyuk”, sang imam pun batal tapi mereka semua tidak tau dan terus saja melanjutkan shalatnya.


Astaghfirullahal adziim, beginilah kalau ibadah itu tidak dilandasi ilmu. Semua bisa jadi percuma, sesungguhnya orang beriman yang berilmu itu lebih baik daripada yang tidak berilmu. Ada suatu hadist, yaitu sebagai berikut:


“Man araadaddunya fa alaihi bil ilmi wa man araadal aakhirah fa alaihi bil ilmi wa man araada huma fa alaihi bil ilmi”


Artinya:


Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu (HR. Thabrani)






Sekarang sudah jelaslah bahwasannya ibadah yang paling baik adalah ibadah yang diterima oleh Allah dan ibadah yang diterima oleh Allah ialah ibadah yang dilandasi dengan ilmu. Oleh karena itu sebagai muslim yang baik hendaklah kita berilmu dan meningkatkan ketaqwaan kita. Karena seorang muslim hendaklah berusaha menjadi cerdas.


Sedikit tausiah yang telah saya sampaikan, semoga dapat menjadikan manfaat bagi kita, meningkatkan iman kita, aaaaamiin. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata yang saya sampaikan karena manusia itu memang banyak salahnya dan apabila ada yang benar itu adalah berkah dari Allah SWT.


Akhirul kalam, 


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar