Jumat, 12 Juli 2013

Keistimewaan Bulan Ramadhan Oleh : Aditya Bayu Anggara



Keistimewaan Bulan Ramadhan


Oleh : Aditya Bayu Anggara






Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil aalamina wassholatu wassalamu alaa ashrofil ambiya i wal mursalina wa alaa alihi washohbihii ajma’ina amma ba’du


Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiyat.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat berdiri disini untuk menyampaikan sedikit tausiah mengenai keistimewaan Bulan Ramadhan.


Kawan-kawan muslimin muslimah yang berbahagia, sekarang, kita sedang berada di satu bulan dimana bulan ini adalah bulan yang sangat istimewa yang bernama Bulan Ramadhan. Bila selama ini, di sebelas bulan yang lainnya lebih memilih kenikmatan dunia. Lho, ini sudah nas kata Al-Qur’an


bal thu’ siruu nal khayaa taddunya, merata semua orang seperti itu lebih mengejar kenikmatan dunia, kebahagiaan dunia. Tidak mau mengangan-angan yang lebih dalam wal aakhiratu khoiru wa abqaa, akhirat itu lebih baik dan akhirat itu lebih langgeng.


Di Bulan Ramadhan ini adalah momentum yang sangat tepat, momentum emas untuk kita memperbaiki agar terjadi keseimbangan antara dunia dan akhirat. Karena di sebelas bulan-bulan yang lain, ayo dijawab, kita semua ini pahala dan dosanya banyak mana?


Alhamdulillah jujur-jujur, nah terus kalau orang yang lebih banyak dosanya daripada akhiratnya itu akan masuk dimana?


Loh, kok berani kalian. Dari wajahnya kayaknya kok sudah siap gitu.


Nah, Ramadhan satu bulan jangan sampai dunianya mengalahkan akhiratnya, sementara waktu satu bulan ini dunia dikesampingkan. Supaya imbang, kok bisa begitu? Ya bisa karena di bulan Ramadhan itu bonus dari Gusti Allah itu luar biasa. Puasa sehari lebih baik daripada seribu hari, anda bertasbih sekali samadengan bertasbih seribu kali. Intinya amal sekali diganjar seribu kali, kita shalat jamaah sekali sama dengan jamaah seribu kali, khatam Qur’an sekali sama dengan khatam seribu kali, nah kapan kita bisa khatam Al-Qur’an seribu kali kalau tidak di bulan Ramadhan. Shodaqah seribu sama dengan satu juta, sepuluh ribu sama dengan sepuluh juta. Anda shadaqah pisang goreng satu, dilemparkan orang darusan, klotak nimpa kepalanya, hehehe sama dengan shadaqah pisang goreng seribu. Masya Allah shadaqah satu kali dilipat gandakan seribu kali. Sudah begitu masih dikasih malam yang namanya malam Lailatul Qadar, yang mana satu malam nilainya Khoirun min alfi syahrin, lebih baik daripada seribu bulan. Seribu bulan itu kalau dihitung 83 tahun lebih 4 bulan. Jadi seumpama ummat Nabi Muhammad ini selama hidupnya mendapatkan Lailatul Qadar 10 kali saja sama dengan ibadah 840 tahun full ndak kepotong makan, minum, buang air, tidur dan sebagainya. Alhamdulillah.


Cuma, maaf kawan-kawan Ramadhan ini bahagia tapi juga dibarengi prihatin. Karena ada qaidah tadho aafatissyaiyyiah kamaa tadho aafatil khasanat, kalau amal baik pahalanya dilipatgandakan amal jelek dosanya juga dilipatgandakan. Hati-hati, nyolong sekali sama dengan nyolong seribu kali, ngrasani sekali sama dengan seribu kali. Nah, ini temen-temen akhwat gimana? Ramadhan ini program gremeng-gremeng dan rasan-rasannya dihentikan atau diteruskan? Haha. Maka dari itu hati-hati, karena kalau salah malah bisa jadi membesarkan dosa.


Ketimbang tidak bisa mejalani ibadah, dalam tanda petik melakukan maksiat lebih baik tidur. Sampai kanjeng nabi dawuh hadist yang lucu hadist ini ndak laku kalau ndak di builan Ramadhan, yang bunyinya. Naumusshooimii ibadatun tidurnya orang puasa itu ibadah. Padahal kan aslinya tidur itu jelek sekali kan kawan-kawan? Bayangkan orang tidur dan orang mati tidak jauh berbeda, lho tidur itu kan membuang umur, liat saja secantik apapun wanita kalau tidur terlihat jelek, seganteng apapun laki-laki kalau tidur kan jelek. Kalau bukan butuh maka tidak tega untuk tidur karena saking jeleknya. Makanya katanya imam Ghazali, tidur itu menyerupai mati, tidur dan mati itu masih batih mirip-mirip tidak jauh berbeda. Makanya kalau ada orang kerjaannya tidar-tidur itu sudah kepengen cepetan mati, hehe. Orang tidur itu ndak hidup ndak mati. Diarani urip wes gak lapo-lapo diarani mati gaene ngentekno opo-opo. Makanya orang tidur itu ndak hidup ndak mati laa yah muutu walaa yahyaa ra bermutu ngentekno biaya.


Nah, gitu aja kalau bulan puasa sudah dihitung ibadah daripada melek mrawasno dosa. Opomeneh nek gelem melek kanggo ibadah, itu akan lebih baik. Maka dari itu kita harus berhati-hati di Bulan Ramadhan. 


Kalau kita mau berhati-hati selama bulan Ramadhan, selesai dari Bulan Ramadhan insyaAllah kita semua yang ada disini termasuk dalam jumlah minal aidzin wal faidzin. Diberikan piala akbar oleh Gusti Allah yang bernama Iedul Fitri. Riaya itu namanya Iedul Fitri. Kembali fitrah, itu bahasa arab teman-teman Iedul berarti kembali, Fitri berarti fitrah, suci. Beda dengan bahasa Pati, nek bahasa Pati, ‘Iedul kuwi rono (arah selatan), nek rono kuwi ‘Ietan (arah timur), enk rono ‘Ialor (utara), ronone ‘Uulon (barat).


Kembali ke fitrah, fitrah yang pertama itu suci, kok bisa suci? Suci dari dosa, dosanya habis. Yang kedua, fitrah itu natural, bawaan. Seperti fitrah seorang wanita itu melahirkan anak, sifat yang melekat. Yang ketiga, fitrah itu artinya baik dan benar. Yo apik yo bener, niki fitrah. Apik gak bener dudu fitrah, bener gak apik dudu fitrah. Kawan-kawan, barang baik belum tentu benar, barang benar belum tentu baik.


Ada yang baik tapi ndak benar, semua orang mengatakan shadaqah itu baik. Anda punya durian dishadaqahkan ke tetangga, tapi caranya shodaqah dilemparkan kemukanya, disawatke nek raine, iki apik tapi gak bener. Shalat, apik, ada anak SMA N 1 Pati rajinnya ndak terhitung shalat Dzuhur 17 rakaat, ngeniki apik tapi mboten bener.


Ada juga yang benar tapi tidak baik. Anda berjalan diluar, ada bapak-bapak yang tanya:


Koh ndi le?


Koh wetan.


Lha ape rendi?


Yo ape ngulon.


Ini ya benar, orang memang dari timur mau ke barat, tapi gak apek, nggatelno ati. Orang ketemu orang ditanya bener-bener:


Pak, omah sampeyan ndi pak?


Omahku? Gak tak gowo.


Loh benerkan? Kalau dibawa itu bekicot, ini benar tapi tidak baik, nglarakno ati. Ada lagi yang tanya:


Eh yang kamu nikahi itu anaknya siapa?


Anake wong.


Itu kan ndak baguskan? Nah fitrah disini ya bener ya baik. Iedul Fitri kembali fitrah menjadi manusia yang manusiawi. Soale kenapa teman-teman, karena manusia itu perpaduan antara unsur malaikat dan unsur khayawan. Yang unsur hewan dada kebawah yang unsur malaikat dada keatas. Yang dinamakan kemanusiaan itu dada keatas yang kebawah itu kebinatangan. Karena apa? Di dada ada hati untuk dzikir di kepala ada akal untuk mikir. Maka dari itu yang dikatakan dengan manusia yang manusiawi adalah manusia yang mampu menggunakan dada keatas, menonjolkan dada keatas untuk mengatur dada kebawah.


Kalau dada kebawah, organ tubuh manusia dan hewan ndak ada bedanya. Manusia punya perut kambing punya perut, manusia punya bokong kambing punya bokong, manusia punya pusar kambing punya pusar, manusia punya itu kambing punya juga, dan lain sebagainya ndak ada bedanya. Maka manusia yang tidak mau menggunakan dada keatas tapi malah menuruti dada kebawah regane larang wedhuse. Karena orang yang tidak mau menggunakan hati dan akalnya diarani wong gendeng. Teman-teman orang itu kalau sudah gila regane, harganya mahal hewannya. Ayo mahal mana orang gila sama sapi gila, ya mahal sapinya.


Ono wong duwe sapi gendheng ucul wonge berok-berok “Pengumuman sapiku gendeng ucul, sopo sing iso nyekel ngenekno pek’en” gembruduk wong sak kampung teko kabeh pengen ngenekno sapi gendeng seng ucul, kenek, dipek tenan sapine. Sak klawarane sak klintingane pek kabeh.


Terus ono wong duwe pak lek gendeng ucul, nah ponakane berok-berok “Pengumuman pak lekku sing gendeng ucul, angel cekelane buntute merga buntute nek ngarep atek ndek pisan, sopo sing iso nyekel ngenekno pek’en sak katok-katoke” wong sak kampung sithok ae gak ono seng moro.


Ayok sama-sama disuruh memilih, sama-sama dibayar lima ratus ribu seminggu lebih milih mengurus kambing besar tapi agak stres apa orang yang ganteng besar tapi stres. Nah, maka dari itu kalau manusia tidak mau menggunakan akal dan hatinya harganya mahalan hewan.


Sedikit yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf apabila ada salah-salah kata baik yang saya sengaja maupun yang tidak sengaja bahwasannya semua kebenaran itu hanyalah milik Allah, hanyalah dari Allah SWT.


Akhirul kalam, 





Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2 komentar:

  1. Ini sama persis dengan ceramah kyai Anwar zahid... hayo nyontek

    BalasHapus
  2. Ini sama persis dengan ceramah kyai Anwar zahid... hayo nyontek

    BalasHapus