Selasa, 15 Juli 2014

Kewajiban Menuntut Ilmu by Aditya Bayu Anggara



Assalamualaikum wr. Wb.


Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alaamin wabihii nastainu ala umuriddunya wadin wassholatu wassalamu ala ashrofil anbiya i wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin wa alaa alihii wa shohbihi ajmaiina amma ba’du.


Yang saya terhormat bapak ibu dewan juri.


Yang saya hormati bapak ibu pendamping, serta teman-teman peserta pentas pendidikan agama islam yang saya sayangi.


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat wal afiyat. Tak lupa shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada junjungan kita, nabi besar, baginda Rasulullah saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah. Aaaaamiin.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saya disini akan menyampaikan sedikit uraian mengenai kewajiban menuntut ilmu.


Saudara-saudaraku, muslimin-muslimat yang berbahagia. Sama apa beda antara orang pinter dengan orang bodoh? Sekali lagi, sama apa beda antara orang pinter dengan orang yang bodoh? Ini pertanyaan dari Allah yang tidak perlu jawaban. Allah ndak butuh jawaban, karena sudah maklum kalo orang pinter sama orang bodoh sudah pasti berbeda, semuanya berbeda ndak ada yang sama, mulai dari gayanya berbeda, ngomongnya berbeda, lagaknya berbeda, kelakuannya berbeda, sampai ibadahnya juga berbeda.


Bahkan dalam suatu riwayat dikisahkan, saat setan disuruh memilih untuk menggoda orang sedang sholat tapi bodoh, dengan orang yang sedang tidur tapi berilmu. Dan, ternyata setan lebih memilih menggoda orang bodoh yang sedang beribadah. Kok bisa? Karena ibadahnya orang bodoh itu tidak dilandasi dengan ilmu. Beda dengan orang yang satunya, dia tidur tapi dia berilmu, sebelum tidur baca doa, di niatkan tidur untuk dapat melaksanakan ibadah kepada Allah, sampai tidurnya orang berilmu itu di nilai ibadah. Jadi, tidurnya orang berilmu itu lebih baik daripada ibadahnya orang bodoh.


Maka dari itulah kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, ilmu laksana pelita, ilmu adalah cahaya dalam kegelapan. Rasulullah SAW bersabda :






طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِ يْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُـسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ ( رواه الترمذى، ابن ماجه و النسائ )


Artinya : “ Menuntut ilmu ( itu ) wajib bagi setiap muslim laki – laki dan perempuan “


( H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nasai ).


Hukum menuntut ilmu itu ada 2, fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Fardhu ‘ain untuk ilmu agama dan fardhu kifayah untuk ilmu-ilmu duniawi. 


Ilmu itu sangat penting, bahkan segala amal perbuatan yang tidak didasari dengan ilmu akan sia-sia. Apalagi bagi kita yang sedang hidup di zaman jahiliyah modern seperti ini. Disebut jahiliyah tapi modern, disebut modern tapi jahiliyah. Untuk hidup di zaman serba jahiliyah modern seperti saat ini kita sangat membutuhkan ilmu sebagai pelita, sebagai penerang, sebagai petunjuk hidup kita.


Bayangkan saja, Seorang petani tidak akan menjadi petani yang sukses tanpa mengetahui ilmu dan cara bercocok tanam. Begitu pula seorang pedagang tidak akan menjadi pedagang yang sukses tanpa tahu ilmu dan cara berdagang.


Rasulullah SAW mengajak umatnya untuk mencari ilmu sejak ayunan bunda hingga liang lahat. Sebagaimana sabda beliau :


اُ طْلُبُوْا العِلْمِ مِنَ المَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ


Artinya : “ Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat” .


Kita diperintahkan untuk menuntut ilmu dari kecil hingga mati, kenapa? Karena pada dasarnya ilmu itulah yang akan mendasari segala amal dan pernuatan kita. Ada sebuah cerita, 4 orang mau melakukan shalat berjamaah, salah satu dari mereka jadi imam dan 3 lainnya jadi makmum. Orang yang jadi imam saja baru jalan sudah dibuat-buat sampai takbir ikut-ikutan dibuat-buat, Allahu Akbar, subahanallah...


Sampe dengan bacaan surat-surat, dia bergaya, yang dibaca ndak lagi surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, tapi langsung potongan ayat dalam Al-Qur’an. Bismilahirrahmanirrahim... wamaa.... wama.... wamaa.... woma wama woma wama, ndak tau lanjutannya, sampe makmum saja ndak tau ayat mana yang dimaksud, seketika itu juga makmu yang dibelakang imam kentut, cesss.... tapi bukannya ambil air wudhu dan mengulangi malah pura-pura tidak tau apa-apa dan sok tambah khusyu’. Nah, makmum yang satunya mencium baunya lalu bilang “ehng.. lha siapa yang kentut ini, baunya... lho kamu kentut ya batal a, ambil wudhu sana!” sudah 2 orang batal, kemudian makmum ketiga juga ikut-ikut nyambung, “he... udah-udah, shalat kok bicara, rame terus, batal kalian berdua” tambah satu lagi yang batal. Sampai-sampai imam juga ikut ketularan. Imam toleh kebelakang dan bilang “ heh, ini pada ngapain tah, orang sholat jadi makmum kok malah rame sendiri, kayak aku gini lho imam diam, khusyu’-khusyu’”. Dan akhirnya semuanya batal kan? Itulah kalo orang sholat, orang ibadah tapi tidak tau ilmunya, tidak dilandasi dengan ilmu.


Rasulullah juga bersabda:






مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ، وَ مَنْ اَرَادَ اْلأَخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ، وَ مَنْ اَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ


(رواه الطبرانى)


Arti Hadits Mencari Ilmu


Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki kebahagiaan akhirat maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia dan akhirat) maka harus dengan ilmu (H.R. Thabrani)


Sudah jelas sekali bukan, kalau kita mau menelaah lebih dalam lagi. Pada tahun 2006 kalau tidak salah, saat itu adalah babak kualifikasi piala dunia antara kesebelasan arab melawan kesebelasan china. Kita tau bahwa bendera negara arab itu warnanya ijo bertuliskan laa ilaha illallah muhammadar rasulullah bergambarkan pedang, saat itu juga stadion dipenuhi oleh warna ijo, berhubung saat itu arab sedang bermain kandang. Seluruh penjuru stadion dipenuhi ijo-ijo, sambil terdengar teriakan takbir Allahu Akbar, alhasil dari pertandingan tersebut adalah 9-0 untuk kemenangan China. Wah, opo arab tahlilane kalah karo singkek iki? Bukannya seperti itu, tapi itu memang bukan tempatnya.


Kita juga jadi teringat beberapa tahun yang lalu saat final piala AFF antara Indonesia melawan Malaysia, sebelum pertandingan kan seperti yang kita ketahui, bahwasannya para pemain, pelatih, oficial melakukan istighosah, tapi alhasil dari npertandingan dimenangkan oleh Malaysia. Sama seperti tadi, karena itu bukan tempatnya istighosah, bukan tempatnya takbir. Kalau zaman dahulu takbir, istighosah itu digunakan untuk melawan penjajah, untuk berperang. Para kiai melawan penjajah, dengan membaca ayat dan kemudian melemparkan batu ke kendaraan belanda, kendaraannya bisa meledak. Saya juga pernah coba saat itu saya baca ayatnya, saya lemparkan batu ke kucing, eh bukannya meledak malah kucing lari, sambil meringis J. Itulah kalau tidak didasari ilmu, bikan istighosahnya yang tidak mempan, bukan doanya yang tidak mempan, tapi itu karena salah penempatan.bayangkan saja kalau dalam sepak bola diadakan istighosah bisa menang saya khawatir nanti perjudian juga diistighosahi, naudzubillah.


Itulah kegunaan ilmu, ilmu sangat penting untuk kehidupan kita. Apalagi di zaman jahiliyah modern ini, ilmu sangat penting untuk dijadikan pelita, penerang dalam kehidupan.


Demikian yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan dan kesalahan, maka itu datangnya dari diri saya sendiri, untuk itu saya mohon maaf. Dan apabila ada kebenarannya maka itu datangnya dari Alloh semata.


Akhirul kalam, wabillahitaufiq wal hidayat


Wassalamualaikum wr. Wb.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar