Selasa, 15 Juli 2014

Shalat sebagai Tiang Agama oleh Abay



Assalamualaikum wr. Wb.


Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alaamin wabihii nastainu ala umuriddunya wadin wassholatu wassalamu ala ashrofil anbiya i wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin wa alaa alihii wa shohbihi ajmaiina amma ba’du.


Yang saya terhormat bapak ibu dewan juri.


Yang saya hormati bapak ibu pendamping, serta teman-teman peserta pentas pendidikan agama islam yang saya sayangi.


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat wal afiyat. Tak lupa shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada nabi besar, baginda Rasulullah saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah. Aaaaamiin.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saya disini akan menyampaikan sedikit uraian mengenai shalat sebagai tiang agama.


Mungkin teman-teman disini bertanya-tanya, kenapa sih? Kok bisa sih shalat itu sebagai tiang agama? 


Kalau kita mau berfikir, sebuah bangunan, setelah adanya pondasi yang merupakan komponen dasar bangunan berdiri, tentu kebutuhan pokok setelah pondasi adalah tiang penyangga, penyokong, soko guru, yang akan menguatkan bangunan tersebut dan barulah kemudian atap. Apabila sebuah bangunan memiliki 5 buah pilar penyangga, maka jika salah satu dari tiang tersebut roboh maka kekuatan atau kekokohan bangunan tersebut akan berkurang. Demikian seterusnya kekokohan suatu bangunan akan terus berkurang seiring dengan hilangnya pilar-pilar penyangganya satu persatu.


Demikian pula Islam, yang ibaratnya adalah sebuah bangunan dengan syahadat sebagai pondasinya, dakwah dan jihad sebagai atap pelindungnya, dan sholat yang merupakan cerminan syariat Islam sebagai pilar penyangganya. Bila kaum muslimin rajin mendirikan sholat yang 5 waktu secara berjamaah di masjid maka berarti mereka telah mengokohkan pilar-pilar Islam. Sebaliknya, apabila kaum muslimin malas, ogah-ogahan mendirikan sholat fardhu yang 5 waktu secara berjamaah di masjid, maka berarti mereka telah melemahkan Islam itu sendiri dengan ‘merobohkan’ pilar-pilarnya. Bahkan dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda:


اَلصَّلاَةُ عِمَادُالدِّيْنِ فَمَنْ أَقَامَهَافَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنِ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْهَدَمَ الدِّيْنِ . (رواه الدارقطني).


Artinya : Sholat itu adalah tiang agama. Barangsiapa menegakkan sholat, maka sesungguhnya dia telah menegakkan agama. Dan barangsiapa meninggalkan sholat, maka sesungguhnya dia telah merobohkan agama. (H.R. Ad Daruqutni).






Maksudnya bahwa sholat fardhu lima waktu itu adalah merupakan tiang agama islam, sehingga siapasaja orangnya yang sanggup menegakkan sholat, berarti dia menegakkan agama islam pada dirinya, atau dengan kata lain bahwa dia adalah orang islam. Akan tetapi siapapun orangnya yang tidak sanggup menegakkan sholat, berarti dia adalah orang yang merobohkan agama islam pada dirinya, atau dengan kata lain bahwa dia bukan orang islam.


Lebih jauh Rasululloh s.a.w. bersabda :


اَلْعَهْدُالَّذِيْ بَيْنَنَاوَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْكَفَرَ (أحمد : 5/346


بارس 25).


Artinya : Urusan yang membedakan antara kita (mukmin-muslim) dan mereka (orang-orang kafir) adalah sholat. Maka barangsiapa yang meninggalkan sholat, maka sesungguhnya dia telah kafir. (H.R. Ahmad : 5 / 346, pada baris 25 dari atas).






Maksudnya bahwa sholat lima waktu itu menjadi pembeda antara orang islam dengan orang kafir. Jika seseorang itu sholat maka dia orang islam, dan jika dia tidak sholat dengan sengaja tanpa uzur syar’ie, maka dia adalah orang kafir, yakni kafir terhadap Allah. Itulah maksud hadis tersebut ! 


Dalam suatu riwayat dikisahkan pula Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat.


Bagaimanakah pendapat anda kalau ada sebuah sungai di muka pintu rumah salah seorang dari anda dan ia mandi di sungai itu lima kali sehari, apakah masih ada tertinggal kotoran di badannya ?






Para sahabat menjawab : 


Tidak ! sedikitpun tidak akan tertinggal kotoran di badannya .






Maka sabda Rasululloh selanjutnya :


Maka demikianlah perumpamaan sholat lima waktu, Alloh menghapuskan dosa-dosa dengan sholat itu.






Selanjutnya marilah kita dengarkan petunjuk Alloh dengan Firman-Nya :


وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِيْ (طه : 14).


Artinya : Dan tegakkanlah olehmu sholat untuk mengingat Aku. (Q.S. 20 Thoha : 14)


Jadi kita tahu bahwa fungsi shalat salah satunya adalah untuk mengingat Allah. Jangan disalah fungsikan, shalat untuk cari gebetan, sholat biar dipuji ibuk kos. Kok tau bro, ya tau saya juga pernah. J


Ada sebuah kisah juga, dimana pernah ada 4 orang pemuda. Yang semuanya kurang mengerti akan ilmu agama bahkan tata cara shalat yang benar saja belum tau, tapi gengsi satu sama lain. Sehingga keempatnya ini shalat berjamaah di suatu mushola. Satu orang jadi imam, 3 lainnya jadi makmum. Orang yang jadi imam baru jalan kedepan saja sudah dibuat-buat. Jlep-jlep-jlep-jlep. Sampai takbirnya saja dibuat-buat, Allahu Akbar.


Habis itu, imam baca surat alfatihah nah selesai alfatihah dibacanya biar keliatan keren, dia baca ayat Al-Qur’an, bukan surat panjang lagi tapi langsung potongan ayat yang bahkan saya tidak tau ayat mana yang dimaksud.


Bismillahirrahmanirrahim.... wamaaa... wamaa.... wamaa...


Imam sedang bingung, bukannya disambung tapi makmumnya malah kentut tapi tetep, bahkan belaga tambah khusyu’ shalatnya. Nah, makmum yang disampingnya bilang. “ehm, siapa ini yang buang gas...”, nah udah batal 2 kan? Nggak berhenti disitu, makmum sampingnya juga” heh, shalat kok malah ngingetin temennya, nggak boleh itu. Batal kamu!” nah tambah lagi kan yang batal, makmum 3-3nya batal. Bahkab terakhir sampe imamnya juga ketularan. “heh... shalat jadi makmum kok rame sendiri. Kayak aku ini lho imam tenang, sholat kok rame sendiri nggak sah itu, nggak sah”. Nah, shalat kalau nggak dilandasi ilmu, niat yang bener ya kayak gitu.


Bahkan pada suatu riwayat juga, saat setan disuruh memilih menggoda orang sholat yang ndak berilmu, sama orang tidur yang berilmu, dalam hal ini ilmu agama. Setan itu lebih memilih menggoda orang yang sedang sholat yang nggak berilmu itu. Saat ditanya “kenapa?” alasannya adalah karena orang yang sedang sholat itu tidak khusyu’, tidak berilmu, asal-asalan. Sementara yang sedang tidur itu berilmu, sebelum tidur baca doa dulu, sehingga tidurnya itu diniatkan untuk ibadah.


Nah, sesudah kita tahu bahwa sholat itu ialah tiang agama marilah kita rajinkan mendirikan shalat, karena itu mendirikan agama. Selain itu kita juga tau bahwa amalan yang dihisab pertama kali di akhirat nanti dari seorang hamba adalah shalatnya.


Demikian yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan dan kesalahan, maka itu datangnya dari diri saya sendiri, untuk itu saya mohon maaf. Dan apabila ada kebenarannya maka itu datangnya dari Alloh semata.


Akhirul kalam, wabillahitaufiq wal hidayat


Wassalamualaikum wr. Wb.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar